Jumat, 17 Oktober 2008

Ketika Hawa tidak mencintai Adam

Kutinggalkan Indonesia, negeri indah penuh bajingan itu. Bajingan yang bisa berkamuflase, dalam segala bentuk dan suasana. Terbang menuju negeri baru yang mungkin akan memberikan nasib lebih baik bagiku. Posisiku sudah cukup lumayan di rumah sakit tempat aku bekerja, cukup kalau hanya sekedar menghidupi diriku sendiri, tapi untuk menghidupi keluarga, apalagi untuk menghidupi anak2ku nanti, aku tidak tahu. Setelah kupikir lama dan atas persetujuan keluarga, akhirnya aku berangkat juga. Hanya saja ada torehan luka yang tersayat menjelang saat2 keberangkatanku, tunanganku memutuskan untuk tidak memberikan lagi curahan cintanya kepadaku, jarak yang terlalu jauh katanya, alasan klise yang membuat hatiku hancur, perjuanganku selama ini ternyata sia2, pengorbananku terhadapnya terlempar begitu saja. Tapi aku hanya bisa menangis, sampai kacamataku harus rela basah oleh deritaku. Memalukan mungkin, bagaimana mungkin aku menangis di saat usiaku yang sudah menjelang kepala tiga.

Tertatih2 di negeri baru, aku tidak perduli, hidup kuanggap sebagai permainan judi, kalah dan menang adalah keniscayaan. Kehidupan baruku terisi dengan kerja dan kerja, profesi perawat di sini ternyata tidak semudah di Indonesia, aku harus mengurus orang2 tua yang praktis sudah tidak bisa apa-apa, orang2 tua yang sudah tidak diurus oleh anak2nya,
yang hanya didatangi jika mereka sudah mati, hanya demi mendapatkan beberapa dari peninggalannya yang masih berarti.

Aku pun bisa menabung, penghasilan yang kudapatkan jelas jauh lebih besar daripada yang kudapatkan di Indonesia, tak lupa setiap bulan aku akan mengirim sebagian ke keluargaku dan sebagian lagi aku sumbangkan untuk pembangunan masjid di RW-ku yang setahuku sejak aku masih SMP sudah mulai dilakukan pembangunan dan sampai sekarang belum selesai. Keluargaku begitu bahagia, itu terlihat dari surat2 yang mereka kirimkan, tak lupa juga ada salam dari ketua RW segala, yang sangat berterima kasih telah menyelamatkannya dari coreng moreng cemooh atas tertunda2nya pembangunan masjid itu.

1 tahun berlalu..........................

Queen's Day, Koningin Dag, orang sini bilang. Semua orang keluar dari rumah, merayakan hari kelahiran ratu. Dan hari ini telah tertradisikan menjadi sebuah pasar terbuka di seluruh pelosok negeri, semua barang2 rumah yang sudah jarang dipakai ataupun sudah tidak dipakai akan dipajang di depan rumah atau di pusat2 kota untuk dijual murah, mungkin bisa dibilang hampir gratis. Rumah jompo tempat aku bekerja berinisiatif untuk menghibur para bewoners* dengan apa yang kami bisa. Aku dan para teman2 sekerja pun mulai berunding, ada yang menginginkan pemutaran film, ada yang drama, ada yang ballet, ada yang ingin diadakan sekedar pesta kecil2an, ada pula yang tidak mau mengadakan acara mengingat kami kekurangan orang.

Tapi akhirnya diputuskan untuk membuat dua acara, ballet dan drama. Hampir semua dari kami diharuskan bermain, bahkan Eric satu2nya laki2 di antara kami pun diwajibkan ikut. Untuk ballet dipilih bagian terakhir dari cerita "Romeo and Juliet" yang mengharukan itu, setelah berdebat seru karena sebagian yang lain ingin "Don Quixote", karena kisahnya lebih heroik. Untuk drama kami memutuskan untuk memainkan "The Inspector-General" sebuah drama komedi ala Rusia. Aneh2 saja memang, ternyata Rusia mempunyai permasalahan yang hampir sama dengan bangsaku Indonesia, penuh dengan pejabat yang korup dan sewenang2, berteriak2 seakan komunis**tetapi berjiwa oligark***. Eric membisiku begitu, setelah melihat aku hanya melongo saja, karena aku tidak tahu apa isi drama Rusia itu.

Aku kebagian peran menjadi Juliet, dan setelah beberapa lama berdebat, Janice kebagian peran Romeonya. Sebenarnya peran itu ditugaskan ke Eric, tapi Eric dengan mentah2 menolaknya, selidik punya selidik, ternyata dia seorang gay, yang mungkin jijik jika berciuman dengan lawan jenisnya seperti aku ini. Rumor itu ternyata benar, Eric yang akrab sekali dengan dunia malam itu, sepertinya sudah bosan dengan perempuan dengan segala tetek bengeknya.

Siang itu pertunjukan begitu meriah, kulihat lagi senyum2 bahagia di antara orang2 tua itu, yang biasanya sehari2 cuma bisa memerintah dan teriak2 minta tolong. Dan pertunjukan balletku sebagai Juliet adalah pertunjukan pamungkas, dengan adegan ciuman Romeo kepada Juliet, Janice menciumku dengan lembut, lembut sekali, getaran yang bertransformasi menjadi sensasi indah. Aku kaget campur bingung, ciuman itu terasa sangat lain. Geletarnya merambat ke seluruh tubuh...., aku sampai meneteskan air mata.

Setelah acara selesai, Janice menghampiriku, menanyakan apakah aku baik2 saja, karena melihat aku menangis tadi. Aku bilang baik2 saja, karena aku menangis bukan karena sedih, tapi karena ada sesuatu yang tak terkatakan dalam ciuman tadi. Janice mengundangku datang ke rumahnya malamnya, sekedar untuk masak bersama dan keluar ke pusat kota untuk sekedar cuci mata.

Sudah agak larut ketika kami pulang dari tempat kerja kami, aku dan Janice yang kebetulan tinggal tidak terlalu jauh pulang bersama2. Dingin musim semi masih semilir menebarkan nuansanya, masih membuat bunga2 sedikit malu untuk menawarkan indahnya. Kami berjalan agak bergegas, diantara gedung2 kuno dan museum yang memang menjadi ciri khas kota yang aku tinggali. Janice berjalan sambil menggenggam tanganku, dingin yang tadi aku rasakan, berubah menjadi hambar atau mungkin netral, aku tidak tahu. Yang pasti aku seperti cawan anggur yang telah kehilangan isinya, berisi partikel2 udara dan siap dimasuki oleh tuangan selanjutnya.

Sekitar jam 7 malam, aku ke dapur untuk memasak. Tak lama kemudian Janice pun datang, dia sudah berpakaian rapi, agak lain dari biasanya. Kami pun masak Tagliatelle*********, salah satu makanan favorit yang hampir disukai semua orang di tempat kerja kami.

Diam2 Janice merangkulku dari belakang dan membisikkan..
"I love you..."
aku segera menyibakkan tangannya, dan berbalik arah.
"Kamu gila ya......" dengan nada ketus aku mengucapkannya, tak tahu apa ada kata lain yang lebih bagus.
"Kebahagiaan orang yang dicintai adalah kebahagiaan orang yang mencintai" dengan tatapan matanya yang nanar ke arahku, Janice dengan geragapan mengucapkan kalimat itu.
Aku terdiam................................................

Kami tinggal serumah sekarang, sedari awal aku sudah berusaha menyembunyikan berita ini. Tapi gosip dengan santernya beredar, apalagi di kalangan kelompok pengajian PKS (Partai Keadilan Sejahtera) yang sering aku ikuti. Aku menjadi terasing di forum yang biasanya syarat pesan2 moral itu. Anggapan bahwa aku seorang lesbi membuat mereka berhati2 terhadapku, dan dari pandangan mata mereka tampak sekali bahwa mereka seakan jijik melihatku. Itupun ditambah dengan sindiran2 halus nan menyakitkan ketika ada ceramah, tentang berbahayanya homoseksual (menyukai sesama jenis kelamin) baik itu gay ataupun lesbi. Bahkan Hasan, yang selama ini sangat dekat denganku, dan aku tahu dia memang menyukaiku, berubah 180% menjadi memusuhiku.

Hatiku hancur, arus yang biasanya ramah kepadaku, kini semakin deras menyeretku dan merobek2 pertahananku dengan pusaran2nya yang dahsyat dan mematikan. Tapi aku berusaha menguasai diriku, apapun yang terjadi, akal harus selalu berada di atas perasaanku. Kala sendiri di rumah dan Janice sedang kerja, aku sering menangis, mengapa Tuhan membalas ketaatanku selama ini dengan perasaan seperti ini. Tapi sekali lagi aku tidak perduli, apakah Tuhan yang katanya penuh cinta itu akan melarang makhluknya untuk mencintai makhluk lainnya walaupun itu sesama jenis. Dan aku tahu bahwa aku tidak sendiri, Janice yang berasal dari keluarga Katolik Ortodoks itupun menghadapi permasalahan yang sama. Keluarganya sangat marah begitu mendengar bahwa kami samen leven, menginjak2 ajaran Bible katanya. Sodom dan Gomora sudah diratakan dengan tanah, karena Tuhan geram atas tindakan penghuninya, dan sekarang anaknya yang melakukan hal yang sama. Tak jauh beda denganku yang dituduh makar terhadap ajaran Al-Quran, melakukan liwath**** dengan terang2an.

Janice sudah mengatakan tentang hubungan kami kepada orangtuanya, dan dia sekarang menuntutku untuk melakukan hal yang sama, liburan summer ini dia ingin aku memperkenalkan dia ke keluargaku. Aku shock berat, tak tahu harus berbuat apa, berpikirpun aku tak berani, aku yang sudah sedemikian terisolir di kalangan sahabat2ku itu, tak mau membayangkan jika juga harus terdepak dari keluargaku yang sangat aku cintai. Sedemikian pedih penderitaanku, dan tidak ada yang bisa aku ajak membagi cerita, apalagi membagi duka. Kalutku semakin memuncak, sampai aku sakit, beberapa hari ini aku tidak masuk kerja. Kadang ada pikiran untuk mengakhiri saja hidup ini, tapi ketika kupikir lagi, bukannya menyelesaikan masalah, malah akan tambah memperparah. Tiba2 ada keinginan untuk memainkan hp-ku, dan mataku terantuk pada sebuah nama, Ahmad, dia yang selalu diam ketika ceramah itu dan seketika berubah menjadi play maker dengan canda dan kata2nya sehabis ceramah. Aku meneleponnya...
"Met Ahmad *****......." terdengar suara merdunya di ujung sana.
"Assalamu alaykum, Ahmad kamu bisa datang ke rumahku sore ini"
"Hhmmm, aku kerja sampai jam 5 sore, gimana klo agak malam, jam 7an gitu, tidak apa2 kan..?"
"Oke deh, klo kamu capek ya jangan, tapi klo tidak terima kasih sekali. Tot vanavond..******"

Ahmad datang tepat waktu, sudah menjadi kebiasaannya, justru karena dia tidak pernah memakai arloji. Gatal katanya kalau pakai arloji, dasar orang kampung hehehe..., tapi konon Ahmad ini pinter, dan religius juga, puasa senin kamisnya gak pernah ketinggalan walau udah lama di negeri orang. Tapi persetan dengan itu semua, mau dia puasa, mau dia sholat, mau dia bajingan, aku tidak perduli, aku hanya ingin curhat. Meminta sekedar pendapat tentang masalahku.

"Tuhan menghukum kaum Luth di Sodom dan Gomora, karena mereka mau melakukan homoseksual itu dengan paksa, dan waktu itu akan dilakukan kepada tamu nabi Luth, sebenarnya jika dengan baik2 dan tidak memaksa, mungkin kejadiannya akan berakhir lebih bagus"
aku kaget bukan alang kepalang, kata2 menyejukkan pertama kali yang kudengar dari orang yang kubayangkan beragama. Setelah aku cerita panjang lebar tentang diriku, aku hanya bisa berharap bahwa Ahmad menasihatiku baik2 bahwa perbuatanku salah dan sebagainya, atau menjelaskan bahwa perbuatanku adalah salah satu mental disorder ( kelainan jiwa).

"APA (American Psychiatric Association) sudah menerangkan bahwa homoseksual bukan kelainan, begitupun WHO. Kita menjadi gay, lesbi, biseks ataupun hetero bisa jadi karena memang dari sananya sudah begitu, naturenya kita sudah diciptakan begitu. Aku sebagai seorang hetero tidak berhak menyalahkanmu atas pilihanmu, karena cinta adalah ungkapan tulus seorang anak manusia, siapapun itu bahkan Tuhan sekalipun tidak berhak melarangmu"

pernyataan keduanya lebih membuat aku kaget lagi, seorang Ahmad yang selama ini diam ternyata menyimpan pernyataan2 toleran dan egaliter semacam itu.

"Tapi aku pernah juga mencintai seorang laki2 Ahmad, aku takut kalau aku mengingkari kodratku" aku masih kurang percaya apa yang dikatakan Ahmad, aku hanya ragu mungkin saja dia hanya ingin mengurangi deritaku dengan ucapan2nya.

"Memang, karena memang homoseksualitas tidak hanya dari nature saja, tapi juga dari nurture, lingkungan yang membentuk kita. Setiap orang bisa berbeda dalam tahap identifikasinya, teman sekolahku, seorang cowok yang sejak kecil tinggal bersama neneknya dan dikasih main boneka2 an akhirnya dia mempunyai sifat gay juga"
Krinnggg....Kringgg...Kringg...........
suara bel dipencet, rupanya Janice sudah selesai kerja. Aku segera bangkit meninggalkan Ahmad dan membuka pintu untuk Janice.
"Goede avond schatje..*******" suara serak Janice langsung keluar begitu pintu terbuka.
"Kom binnen mijn lieveling..********"
Janice langsung mencium aku di bibir. Setelah bibirnya lepas, aku segera ingin memperkenalkan Janice pada Ahmad, Ahmad rupanya agak melengos, mungkin baru pertama kali bagi dia menonton adegan ciuman dua cewek secara langsung di depan matanya, sehingga sifatnya yang malu2 menuntunnya untuk lebih baik tidak melihat.

Setelah perkenalan basa basi, Janice langsung pergi ke kamar mandi, dan aku melanjutkan percakapanku dengan Ahmad di kamar. Aku lebih suka di kamar karena pembicaraan kami memang rahasia, dan Janice tahu itu. Dia tidak cemburu kalau aku memasukkan cowok ke kamarku, tapi kalau cewek, dia pasti akan marah habis2an.

Rupanya dibalik diamnya, Ahmad adalah sahabat yang sangat hangat dan charming, pendengar yang baik dan pengertian. Sehingga dengan itu, aku mendapatkan perasaan untuk bebas mengungkapkan segala keluh kesahku. Akupun cerita panjang lebar tentang masa laluku di pesantren, dimana aku merasa bahwa kehidupanku sangat dikekang. Apalagi kalau masalah cinta2an, menerima surat saja disensor habis2an. Jika tidak dari keluarga, kemungkinannya kecil sekali untuk sampai ke tangan yang dituju. Mungkin aku menikmati hubungan sesama jenis sejak aku di pesantren, karena nafsu yang menggebu dan tanpa ada penyaluran sama sekali walaupun lewat surat, banyak di antara kami yang bercinta di antara kami sendiri. Aku tidak tahu angka pasti berapa yang melakukannya, tapi yang pasti cukup banyak di antara sekitar 3.000 an santriwati yang belajar di pesantren itu. Ahmad masih mendengarkan dengan setia, sambil kadang mengangguk, atau menerawang tak tahu ke mana.

"Struktur dan paham institusi religi memang perlu saatnya banyak dirombak, kejadian yang kamu alami tidak hanya terjadi di pesantren wanita, di pesantren laki2 pun seperti itu, bahkan bukan rahasia lagi banyak pula terjadi di kepastoran atau di paroki, di wihara dan sebagainya, dimana pengekangan seks telah melampaui batas normal."

Lagi2 Ahmad membuatku tersentak, darimana dia tahu kalau kasus homoseksual itu terjadi di banyak lembaga2 suci itu. Jangan2 dia ngarang cerita saja, tapi aku tidak berani bertanya. Sepertinya dia bersungguh2 dengan ucapannya, dan aku tahu dia orang yang tidak suka berbohong.

"Ahmad, Janice meminta aku untuk memperkenalkannya pada keluargaku summer ini, sebagai pasanganku tentunya, karena dia sudah melakukannya pada keluarganya, bagaimana menurut pendapat kamu...? "

" Aku tidak tahu, itu terserah kamu, kalau kamu rasa orang tuamu siap, tidak masalah. Tapi maafkan kalau aku salah, menurut pertimbanganku, bapakmu yang kiai itu pasti akan shock berat. Sebaiknya jangan secara frontal memberitahu hubungan kalian, datanglah dulu apa adanya, biarlah Janice menjadi sedikit bagian dari keluargamu, mungkin kedatangan selanjutnya ketika suasana sudah cukup cair, baru kamu bilang terus terang".

Aku memeluk Ahmad, dia rupanya kali ini yang kaget....

"Terima kasih ya......."

tubuh Ahmad begitu hangat, tiba2 saja aku mengarahkan bibirku ke bibirnya, dia semula mengelak ke belakang, tapi aku segera menarik tubuhnya kembali.

"Kamu gila ya.." bisik Ahmad pelan-pelan.

"Cinta itu tidak sesederhana yang kita rasa" aku kembali memagut bibirnya.

Read More......

Agama Sepak Bola

Dunia ribut, dimana2 antrian panjang mewarnai kota2 besar sampai desa terpencil, hari ini adalah hari dimulainya pendaftaran resmi untuk agama baru. Segera agama baru ini menjadi tren yang tak dapat dibendung lagi, segera mengalahkan pamor agama2 yang sudah lama ada. Penganutnya terdiri dari semua golongan, dari presiden sampai tukang sampah, pria dan wanita, tua bangka sampai anak2 kecil, semua begitu gandrung dengan agama baru ini. Mereka rela berjam2 mengamalkan ajaran2 agama baru itu dengan senang hati, dan tentu saja banyak dari mereka begitu fanatiknya sehingga rela menyerahkan apa saja, bahkan nyawa demi agama baru ini. Sebenarnya, sejak lama agama ini dilarang, banyak yang bilang, agama harus punya orang yang membawanya, baik itu nabi atau orang2 suci lainnya. Agama harus punya serangkaian mekanisme yang jelas, punya ajaran tentang hidup setelah mati, punya surga dan neraka. Tapi siapa perduli, justru agama baru yang tak banyak punya peraturan, selain peraturan untuk jujur dan tidak bermain kotor inilah yang banyak diminati. Apa lacur, akhirnya pihak berwenang pun akhirnya harus mengijinkan agama baru ini terdaftar resmi. Buku2 dan ensiklopedia pun harus menambah daftar mereka.



Untuk memperingati berdirinya agama baru ini, akan diadakan perhelatan akbar pertandingan indoor, ada pula yang menyebutnya futsal. Ini mengingat animo yang begitu besar dari seluruh dunia untuk menghadiri pertandingan ini, akhirnya karena tidak ada satupun stadion di dunia yang mampu menampung pengunjung dengan jumlah yang sangat besar, maka diputuskan pertandingan ini diadakan di dalam stadion kecil dan disiarkan secara langsung ke seluruh dunia secara langsung. Perayaan besar itupun datanglah, dua tim tangguh sudah siap saling beradu strategi dan kemampuan.


Tim A dengan pemain2 yang sudah tak asing lagi malang melintang dalam dunia manusia, di bagian belakang sebagai penjaga gawang ada Zarathustra. Gelandang kanan sekaligus back Yesus, gelandang kiri sekaligus back Bahaullah, di bagian striker ada dua striker kawakan yang terkenal dengan tendangannya yang maut, Muhammad dan Plato. Di bangku cadangan tim A, ada tiga nama yang juga sudah tak asing lagi, Guru Nanak, Saladin dan Sai Baba.

Tim B adalah tim underdog, tim yang relatif baru, tetapi karena kesolidan mereka dan kekuatan taktik mereka, tentu akan menyajikan pertandingan menarik malam ini. Sebagai penjaga gawang, adalah Karl Marx yang walaupun desas-desusnya hidup beberapa bulan tanpa gaji dari klubnya, tetapi tetap dengan rela bermain dengan klubnya, karena memang kepemilikan klub ini adalah kepemilikan bersama, terutama pemain2nya dan masyarakat kelas bawah. Sebagai gelandang kanan sekaligus back ada Nietszche, sedangkan di sebelah kiri ada Aristoteles. Striker andalan klub ini masih tetap sama, duo terkenal Einstein dan Sidharta. Di bangku cadangan ada dua nama yang tidak begitu dikenal khalayak ramai, yaitu Baruch Spinoza dan Jaini. Satu pemain juga dicadangkan karena sedang cedera otot kaki yaitu Charles Darwin.


Pengamanan pertandingan begitu ketat, hanya orang2 tertentu saja yang dengan acak dipilih untuk bisa menonton secara langsung pertandingan ini. Tidak boleh membawa apapun, baik itu pamflet, spanduk, bahkan bendera kecil pun tidak boleh. Tetapi walaupun begitu, di luar stadion sudah banyak kerumunan massa yang menjagokan tim masing2. Banyak sudah bendera2 besar bertebaran di tepi jalan, ada bendera bergambar bulan bintang, ada palu arit, palang salib, swastika, dan lain sebagainya. Tetapi tentu saja mereka tidak boleh masuk ke dalam stadion, satu2nya bendera yang ada di dalam stadion adalah sebuah bendera berukuran 4x5 meter berwarna biru yang bergambarkan bulatan menyerupai bola ditengahnya. Di dalam bulatan ada tulisan melingkar " Love n Peace".


Priiiiiiiitttttttttttttttttt...............pertandingan pun dimulai.................


Tim A tampil menyerang lebih dulu, umpan2 dari Yesus kepada Muhammad atau Plato berkali2 membahayakan gawang yang dijaga Karl Marx. Setelah sepuluh menit pertandingan berlangsung, tim B mulai kedodoran di bagian pertahanan. Nietszche berulang2 membiarkan Muhammad lepas dari penjagaannya, Muhammad berlari lebih kencang daripada Nietszche. Tetapi penyelamatan2 Marx memang luar biasa, sehingga gawang yang dia jaga masih belum kebobolan. Menit ke 20, Yesus memberikan umpan silang kepada Plato, yang kemudian disambut dengan tendangan salto, tetapi meleset di samping gawang Marx. Beberapa menit kemudian, Plato mendapatkan kesempatan bagus dan lepas dari pengamatan Marx, segera dia melepaskan tendangan jarak jauh, ah namun sayang membentur mistar gawang. Tetapi Muhammad segera menyambar bola muntahan itu dan memasukkan ke gawang Marx, dan kedudukan pun menjadi 1-0 untuk Tim A. Sorak sorai pendukung meluap, Tim A menunjukkan kelasnya sebagai tim papan atas. Pelatih tim B segera bertindak, Nietszche segera ditarik dari lapangan, penyakit siphilis yang dideritanya memang sudah akut, dan itu memang mempengaruhi staminanya. Spinoza segera masuk menggantikan Nietszche, pemain kelahiran Amsterdam ini memang lebih dikenal sebagai pemain tanpa pusar, karena staminanya yang kuat dan lain dari Nietszche, walaupun tinggal di Amsterdam, dia tidak pernah bermain esek2 dengan pelacur.


Setelah unggul 1-0, tim A segera menurunkan tempo permainan, mereka lebih cenderung bermain bertahan. Taktik catenaccio yang dipilih memang efektif, menjelang turun minum, kedudukan masih tetap 1-0 untuk keunggulan tim A. Rupanya taktik mereka untuk mengunci Einstein berhasil, Einstein hampir tidak dapat menyentuh bola lebih dari 5 detik. Selain itu Sidharta selalu ditempel ketat oleh Bahaullah. Taktik bertahan disertai sesekali menyerang ini memang menjadi andalan tim A.


Setelah 10 menit turun minum, babak kedua pun dimulai. Tim B sekarang yang tampil menyerang, keempat pilar tim B bekerja ekstra keras. Mereka rupanya menerapkan taktik total football, yang walaupun sangat menguras energi, tapi rupanya mereka tidak punya pilihan lain. Berkali2 tim B mencoba menembus pertahanan tim A, tetapi selalu gagal. Bahkan beberapa serangan balik dari Tim A sempat membahayakan gawang tim B. 10 menit menjelang pertandingan usai, assist yang sangat bagus sekali dari Sidharta, langsung menusuk jantung pertahanan tim A. Einstein menggiring bola sebentar, mengecoh Yesus dan akhirnya diselesaikan dengan manis oleh Einstein. Kedudukan pun sekarang sama 1-1. Stadion tiba2 gemuruh, para pendukung tim A merasa tidak puas. Mereka melempar2 kan botol2 ke lapangan, sementara itu di luar gedung, terjadi keributan luar biasa. Pendukung tim A dan tim B bentrok, petugas keamanan segera datang untuk meredakan suasana. Di dalam stadion, semakin banyak lemparan2 yang masuk ke lapangan, disertai dengan sorakan cemoohan. Wasit menghentikan sementara pertandingan, untuk meredakan suasana. Wakil dari tim A, Yesus dan wakil tim B, Karl Marx segera mengambil gerakan sigap. Mereka menyerukan kepada para penonton untuk segera tenang, karena tujuan pertandingan ini adalah persahabatan dan pengertian, bukan kerusuhan dan keributan.


Setelah suasana agak tenang, pertandingan pun diteruskan. Walaupun di luar stadion, keributan masih terus terjadi. Petugas keamanan sampai kuwalahan meleraikannya. Para pemain kedua tim sudah agak kehilangan konsentrasi, terutama tim A sudah mulai agak frustasi karena catenaccio mereka mendapat counter attack yang efektif dengan total football. Berkali2 serangan mendadak 4 pilar tim B membahayakan gawang yang dijaga Zarathustra. Kedudukan masih 1-1 saat injury time. 3 menit extra diberikan. Tim B masih terus mendesak pertahanan tim A, hingga saat Yesus kehilangan kontrol atas bola dan direbut oleh Aristoteles, dengan kecepatan tinggi Ary (panggilan Aristoteles) segera menunjukkan individual skill nya yang luar biasa. Dia berhasil menggiring bola sampai ke titik penalti, sebelum akhirnya dijegal oleh Plato dari belakang. Tackle Plato cukup keras sehingga Ary kelihatan kesakitan, wasit segera menunjuk titik putih. Tim B mendapatkan hadiah tendangan penalty, hanya beberapa detik sebelum pertandingan berakhir. Ary protes kepada wasit, seharusnya Plato yang notabene orang yang pernah mengajari Ary sepak bola diberi ganjaran kartu kuning atau bahkan kartu merah. Tetapi wasit tak bergeming, Tim B hanya mendapat penalty. Stadion menjadi ribut tidak karu2an, penonton semakin banyak melemparkan semua barang ke dalam lapangan, bahkan ada yang terlihat mencabut bangku penonton dan melemparkannya ke dalam lapangan. Tetapi wasit memutuskan melanjutkan pertandingan, tendangan penalty diambil oleh Einstein. Dengan penuh percaya diri, Einstein melesakkan bola ke pojok gawang. Zarathustra hanya terlihat terdiam bengong. Kegembiraan meledak, tim B bersorak sorai karena kemenangan gemilang ini. Tetapi di luar lapangan keributan semakin menjadi2, hooligan agama ini ternyata tak hanya membuat keributan dengan fans tim B, tetapi juga membikin keributan di antara mereka sendiri. Sebagian menyalahkan yang lain karena blunder yang dibuat tim A menjelang akhir pertandingan. Terdengar teriakan2 dan mulai timbul korban jiwa.


Wasit meniup peluit panjang tanda pertandingan usai, pemain kedua tim mulai bertukar pakaian dan saling berpelukan. Karl Marx kelihatan malah bercanda dengan Yesus, di pojok lapangan kelihatan Muhammad dan Ary sedang kelihatan serius membicarakan sesuatu. Tiba2 Muhammad dan Ary memanggil rekan tim masing2 untuk segera berkumpul. Setelah membentuk lingkaran seperti akan bertanding kembali, kedua tim beserta pemain cadangan berjalan ke tengah lapangan. Keributan masih terus berlangsung, baik di dalam stadion maupun di luar.


Muhammad : " Saudara2ku yang terkasih, jika kalian tidak segera menghentikan kekerasan ini, kami berjanji bahwa pertandingan ini adalah pertandingan terakhir kami."

Ary : " Binatang2 yang mengaku manusia, berhentilah berkelahi. Bumi sudah cukup puas menerima cucuran darah kalian. Ekam Sat Vipraha Bahudha Vadanti. ".*

Tetapi rupanya kerusuhan antar hooligan itu terus berlanjut..................................


==================================

* Kebenaran itu tunggal, walau jalannya berlainan

Read More......

Beruntunglah para perokok

BERUNTUNGLAH PARA PEROKOK

Berbahagia-lah bagi para perokok!!!!!!karena, begitu banyak keuntungan yang kita dapat dari merokok!diantaranya:
1. Perokok pasif lebih berbahaya daripada perokok aktif, maka untuk
mengurangi resiko tersebut aktiflah merokok.
2. Menghindarkan dari perbuatan jahat karena tidak pernah ditemui
orang yang membunuh, mencuri dan berkelahi sambil merokok.
3. Mengurangi resiko kematian; dalam berita tidak pernah ditemui
orang yang meninggal dalam posisi merokok.

4. Berbuat amal kebaikan; kalau ada orang yang mau pinjam korek api paling
tidak sudah siap / tidak mengecewakan orang yang ingin
meminjam.
5. Baik untuk basa-basi / keakraban; Kalau ketemu orang misalnya di
Halte kita bisa tawarkan rokok. Kalau basa-basinya tawarkan uang kan
nggak lucu.
6. Memberikan lapangan kerja bagi buruh rokok, dokter, pedagang
asongan, pembuat asbak, pabrik kemasan dan perusahaan obat batuk.
7. Bisa untuk alasan untuk tambah gaji karena ada post untuk rokok
dan resiko baju berlubang kena api rokok.
8. Menghilangkan bau wangi-wangian ruang bagi yang alergi bau parfum.
9. Kalau mobil mogok karena busi ngadat tidak ada api, maka sudah siap api.
10. Membantu program KB dan mengurangi penyelewengan karena konon
katanya merokok bisa menyebabkan impoten.
11. Melatih kesabaran dan menambah semangat pantang menyerah karena bagi
pemula merokok itu tidak mudah; batuk-batuk dan tersedak tapi tetap
diteruskan (bagi yang lulus).
12. Untuk indikator kesehatan; biasanya orang yang sakit pasti
dilarang dulu merokok. Jadi yang merokok itu pasti orang sehat.
13. Tanda kalau hari sudah pagi, kita pasti mendengar ayam merokok
14. Anti maling, waktu perokok batuk berat di malam hari
15. Membantu shooting film keji, rokok digunakan penjahat buat
nyundut jagoan yg terikat dikursi... hahaha penderitaan itu pedih
jendral..!!!
16. Film Koboy pasti lebih gaya kalo ngerokok sambil naek kuda, soal nya kalo
sambil ngupil susah betul.
17. Buat ngelobangin jawaban-2 Ebtanas
18. Membuat awet muda, karena konon orang yang merokok berat belum
sampai tua udah mati duluan kena kanker paru-paru.
19. Fakta lain ...sekitar 30% orang meninggal didunia adalah perokok.
70%-nya bukan perokok. Maka mungkin Anda perlu mempertimbangkan
masuk ke golongan yg lebih sedikit itu.
20.Banyak orang yang bilang merokok itu bakar duit, berarti perokok itu rata-rata
orang kaya.

Read More......

Senin, 13 Oktober 2008

posting pertama saya

awal mula memulai membuat sebuah Blog melalui blogger.com ibarat membuat sebuah buku harian, dimana siapa pun dapat memberikan komentar atas berita ataupun cerita yang telah di Positng.

Read More......

Blogger Templates by Isnaini Dot Com. Supported by ArchiThings.Powered by Blogger